Kamis, 09 April 2009

Sesat Pikir Logika dalam Berpolitik

Logical fallacy atau sesat-pikir logis adalah suatu komponen dalam argumen, muncul dalam statement klaim yang mengacaukan logika. Sesat-pikir logis menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan karena klaim argumennya tidak disusun dengan logika yang benar.
Mudahkah menghindari sesat-pikir logika? Tidak. Justru itu sangat susah. Saya pun masih banyak melakukan kesalahan berlogika dan penyusunan argumen, baik disengaja (?) atau tidak.
Seringkali sesat-pikir logika dilakukan oleh orang-orang yang kurang memahami tentang penalaran logis, orang yang tidak bisa menempatkan dirinya pada posisi orang lain, hingga orang-orang yang berpendapat bahwa ketika pendapat diserang maka egonya diserang. Golongan yang pertama ini disebut Paralogisme, yaitu pelaku sesat-pikir logis yang tidak menyadari sesat-pikir yang dilakukannya. Namun ada juga sesat-pikir logis yang disamarkan menjadi silat lidah, yang dilakukan oleh orang-orang yang berniat memperdaya, yang disebut Sofisme.
Sesat-pikir, terutama dalam politik, akan sangat efektif digunakan dalam provokasi, menggiring opini publik, debat perencanaan undang-undang, pembunuhan karakter, hingga menghindari jerat hukum. Memang, dengan memanfaatkan sesat-pikir logis sebagai silat lidah kita dapat memenangkan suatu diskusi, namun itu menjauhkan kita dari esensi permasalahan.
Di sini saya menuliskan beberapa logical fallacy atau sesat-pikir logika yang sering ditemukan dalam kampanye, debat, maupun diskusi politik--seperti halnya di Politikana ini. Masih banyak sesat-pikir logika yang biasa ditemukan dalam politik yang ingin saya tuliskan, ini hanya sekelumit garis besarnya saja.
Contoh yang saya berikan, walaupun terdapat nama tokoh atau unsur politik yang nyata (tidak fiktif), namun sebagian besarnya hanya karangan saya sendiri saja.
Argumentum ad Hominem
Argumentum ad Hominem adalah bentuk argumen yang tidak ditujukan untuk menangkal argumen yang disampaikan oleh orang lain tetapi justru menuju pada pribadi si pemberi argumen itu sendiri. Argumen itu akan menjadi sesat-pikir ketika ia ditujukan menyerang pribadi lawan demi merusak argumen lawan. Kalimat populernya adalah: shoot the messenger, not the message.
Ada banyak bentuk ad hominem, namun yang paling umum dan dijadikan contoh di sini adalah ad hominem cercaan. Ad hominem termasuk dalah satu sesat-pikir yang paling sering dijumpai dalam debat dan diskusi politik, yang biasanya akan membawa topik ke dalam debat kusir yang tak ada ujung pangkal.
Contoh:
Kepada anggota dewan yang terhormat, harus saya ingatkan bahwa ketika Bung anggota Fraksi Merdeka yang menanyai saya ini memegang jabatan, tingkat pengangguran berlipat ganda, inflasi terus-menerus melonjak, dan harga sembako naik drastis. Dan Bung ini masih berani menanyai saya tentang masa depan proyek sekolah gratis ini.
(cara yang berbelit-belit untuk mengatakan "no comment", namun juga sekaligus menyerang lawan)
Red Herring
Red Herring adalah argumen yang tak ada sangkut-pautnya dengan argumen lawan, yang digunakan untuk mendistraksi atau mengalihkan perhatian orang dari perkara yang sedang dibahas, serta menggiring menuju kesimpulan yang berbeda.
selanjutnya di http://politikana.com/baca/2009/04/09/sesat-pikir-logika-dalam-politik.html#komentar

Tidak ada komentar: