Rabu, 25 Maret 2009

Jadilah Manusia Berkarakter

Ali bin Abi Thalib: "Didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang lain dari masa kamu ini".
Apa yang terjadi di Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi.
Dari Situs Resmi BKKBN, 19 Desember 2008 menyatakan 63% remaja (usia SMP-SMA) pernah berhubungan sex dan 21 diantaranya melakukan aborsi. Dan prosentasenya meningkat dibanding hasil survey tahun 2005/2006 yang sekitar 47,54%.
Apa yang terjadi Pendidikan Kita ?
(1) Banyak sekolah hanya mengejar target lulus 100% agar dianggap masyarakat sekolah maju, (2) Pendidikan belum mengarah ke pembentukan karakter, melainkan hanya mengarah ke hafalan dan bisa mengerjakan Ujian Nasional.
Lihatlah orang tua berlomba-lomba memaksakan anak-anaknya masuk di Bimbingan Belajar, kenapa ? Ada ketakutan orang tua akan hasil Ujian Nasional anaknya. Lihat saja prosesi pelaksanakan Ujian Nasional diberlakukan/ dengan prosedur yang sangat ribet. Pengawasan silang (pengawasmenjadi satpam), Pemantauan menyewa Tim Independent (nggak percaya pada institusi), Perjalanan dan distribusi Naskah Soal dikawal Polisi, tidur dijaga (Nggak percaya juga).

Andaikata bangsa ini tidak sedang dilanda penyakit distrust tentu pelaksanaan Ujian Nasional cukup diserahkan kepada pihak sekolah penyelenggara, dan tidak melibatkan banyak pihak yang berujung pada efisiensi biaya penyelenggaraan.

Andaikata semua elemen bangsa ini masih menjadikan kejujuran sebagai spirit dan etika dalam menjalankan tugas dan peranannya masing-masing, niscaya tidak perlu lagi dibentuk berbagai lembaga pengawasan yang berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, KPK, Bawasda, dan lain-lain.

Andaikata para pemimpin dan wakil rakyat kita mampu menjaga amanah jabatan yang disandangnya, tentu kesejahteraan rakyat akan segera bisa dinikmati secara merata.

Sesungguhnya banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gejala di atas, tetapi faktor pendidikan lah yang sering dituduh sebagai "biangkeroknya". Asumsinya, tugas utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang juga bisa diungkapkan sebagai "produsen" manusia Indonesia. Jika manusia yang dihasilkan oleh pendidikan telah gagal mengantarkan bangsa ini kepada keadilan, kemajuan, dan kesejahteraan bersama, apa yang bisa diharapkan lagi?

Di sekolah yang diujikan adalah kemampuan individu, padahal dalam kehidupan yang dinilai adalah sejauh mana kontribusi seseorang dalam masyarakat

Di sekolah yang dihitung adalah apa yang ada di kepala, sedang dalam kehidupan adalah ketrampilan yang dapat dilakukan

Di sekolah siswa di pelajari simbol-simbol tak bermakna, sedang dalam kehidupan diperlukan kecakapan memecahkan masalah

Di sekolah memahami sesuatu berdasarkan matapelajaran, sementara dalam kehidupan menghadapi permasalahan spesifik yang memerlukan berbagai pendekatan.

Pendidikan karakter/jatidiri adalah solusi utama untuk memperbaiki kualitas manusia Indonesia secara keseluruhan pada masyarakat berbasis pengetahuan

Pendidikan tidak sama dengan sekolah. Cakupannya luas tak terbatas .Sekolah hanya satu bagian kecil dari sarana pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya terpaku pada transfer materi dari guru ke murid. Pendidikan harus utuh dan menyeluruh, meliputi semua aspek dalam kehidupan . Pendidikan harus berorientasi pada terbentuknya individu-individu yang memiliki karakter /jati diri (kepribadian) yang syaamil (lengkap, utuh - menyeluruh). Bagaimana memulainya? Bisa dilakukan melalui pengintegrasian life skill pada mata pelajaran.

Proses life skill yang dimaksud adalah bahwa ketrampilan hidup dimulai dari kecakapan hidup personal dan kecakapan hidup sosial

Kecakapan hidup personal dan kecakapan hidup sosial bisa dijadikan titik tumpu dalam pengembangan karakter anak-anak kita.
(Disarikan dari Rakor Dewan Pendidikan Prop. Jatim,
Drs. Kuswiyanto, M. Si)
Slide 9

Minggu, 22 Maret 2009

KONGGRES KOGLANGAN

Konggres ini tidak bermaksud nandingi Konggres Delima Metropolis, melainkan hanya bentuk silaturrahmi Delima Center kepada CO Delima Metropolis yang kebetulan ada hajatan di rumah Budenya Cak Lardy. Memang seperti ini wujud silaturrahmi Delima. Jika ada teman yang kebetulan mudik ke Blitar ingin bertemu teman Delima, bisa menghubungi lebih dulu kemudian kita galang teman-teman untuk berkumpul di mana. Cara ini sudah dilakukan oleh Delima Metropolis.

Tidak begitu lama setelah bincang-bincang di rumah keluarga Cak Lardy, akhirnya Mashudi rencana ke kamar kecil. Begitu tiba di kamar kecil, listrik mati, oglangan. Nunggu sampai agak lama, sehingga tuan rumah menyediakan lilin, lilin tak mampu menerangi Githu, akhirnya muncul lampu teplok, yang tampak di atas meja.
Perbincanagn cukup banyak, karenatampaknya Konggres ini mempertemukan Yudo Budiono dengan Fery Panese, yang bisa dikatakan sebagai Pejabat dengan wereng. Dalam pertemuan itu pun sempat muncul perkataan, "Kapan, pompane kok kirim ,Thu ?" Fery nagih kepada Kabag Pertanian dan Peternakan Kota. Kebiasaan lama masih muncul, yaitu do nguyo-nguyo koncone dhewe, meskipun sudah menjadi pejabat.
Setelah lampu menyala baru kita berangkat ke Warung Martumi, yangtidak jauh dari rumah keluarganya Cak Lardy. Mau ngobrol lama nggak bisa karena ada segerombolan Tim Sukses Caleg, sekitar 15 orang masuk nggak dapat tempat duduk. Akhirnya pulang sekitar pukul 11.00
Ini dulu ya, postingnya ...

Jumat, 20 Maret 2009

8 Kebohongan Seorang Ibu


Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak,aku tidak lapar" KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sendokku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Ketika aku masuk SMP, demi membiayai sekolah adik dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata: "Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan adikku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan adikku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang airmata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi........
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

Kamis, 19 Maret 2009

Kasihan Sungaiku Prihatin Lautku

Laut saiki banyak dipotas oleh sekelompok nelayan yang hanya mementingkan keuntungan sesaat, golek urang silem karo nyebari potas. Akhirnya banyak terumbu karang mati, pereng karang jadi lapuk dan akhirnya gemplah, lama-lama habis daratan terkikis garangnya air laut.
Sungaiku juga sering dipotas, disetrum, bibit biota air habis, jaring-jaring kehidupan di air terputus karena ada rantai yang terputus, ikan-ikan belum menginjak remaja, durungsempat iso kawin, sudah terkena samberan bledheg setrume menungso.
Burung-burung juga tak banyak terdengar, mereka takut dengan blegere anungso sing senenge mangan opo sing ditemu, dibedhil, ditembak, diuber, diburu ...
Kudune ono Perda sing ngatur lingkungan. Sing mbedil didendo, sing lapor dapat 50%, hasil dendone nggo nyebar bibit manuk ben urip luweh akeh. Sing nyetrum yo didendo, sing lapor oleh 50%, sisane nggo tuku iwak disebar ning kali opo ning endi. Kan yo penak, nggo mbalekne senengku dhek cilik, koyo Si Bolang yang riang dengan alam.
Wong sing koyo ngono mau jane yo mung seneng-seneng, ora nggo panguripani, kudune ono aturan dan didukung wong okeh, ben mbalik maneh koyo biyen, manuk manyar akeh ning endi endi. Opo maneh biyen saben got ono iwake, ono welute, iso dipancingi. Saiki, ning kali Brantas sing sak mono ambane gak ono iwake sing nggenah, kudune iso nyenengne aku, iso golek welut, terus urip neh, manak neh terus nganti saiki. Welut sawah mati kabeh mergo keno pupuk atau obat sawah, teodan, furadan, mati kabeh bibite. Wong yuyu wae wegah urip ning sawah, opo maneh iwak.
Tapi iki kabeh opo mergo polahe awake dhewe dhek jaman cilik sing trutusan golek pangan, koyo Si Bolang ?
Tak kiro ora, jamane saikiwis ngawur, isine pokoke...Singkae ora peduli karo kae sijine. Anane Lodoyo banjir, iku yo mergo karepe dhewe. Negor wit sak karepe dhewe, akhire gundul alasku, amblas kaliku. Yo, akhire amblas omah-omah ning Lodoyo dhek tahun wingenanae. Iku mergo nuruti udele dhewe, wetenge dhewe.
Tapi saiki wis do tobat (mung sithik), sing wis do gelem ngopeni wit-wit nggo nggondeli lemah lan banyu ben gak longsor, ben nggak gampang banjir. Lha, kaline. banyune panggah okeh, kudune iwake iso okeh, iso nggo penguripan wong-wong sekitar kali. Ora mung dientekne, bar putu-putune gumun. "Kali sak mono ambane kok mung banyu thok??"

Senin, 09 Maret 2009

Sahabat Lama

Drs. Samiun Hamid
Dia adalah Drs. Samiun Hamid, asli dari Kedang Kepulauan Solor NTT. Masa kuliahnya di IAIN Salatiga dihabiskan untuk merubah pola pikir yang jauh maju ke depan, dengan menjual kacang telor, naik turun bis jurusan Solo-Semarang. Itu terjadi di saat semester 2., saat orang tuanya tak mampu lagi mengirim wesel ke Salatiga. Akhirnya surat dilayangkan ke Solor, "Bapak tidak usah berfikir lagi bagaimana saya belajar di Jawa. Saya sudah besar dan harus mampu mandiri. Saudara-saudara masih perlu banyak bantuan. Doakan saja Bapa, agar saya cepat selesai kuliah".
Pertemuan dengan sahabat ini ketika ada guru baru di SMAN 2 Kupang dengan wajah seperti itu tapi pake boso kromo. Apalagi ketika saya bilang saya dari UNS, dia semakin akrab. Yang peling terkesan saat pertemuan pertama adalah ketika saya harus berkunjung ke rumah tinggalnya di dekat sekolah. Sebuah rumah besar milik saudara, namun sementara tinggal di bagian belakang, dekat dapur. Lelaki legam dengan anak yang masih kecil ini memang terbiasa menerima hidup apa adanya. Itulah, yang menyebabkan saya harus berfikir.
"Sementara, Mas. Tapi sudah tiga tahun", katanya.
Rasanya tidak ada beban apa-apa.Selama 3 tahun seprti itu, dan selama itu sambil menunggu SK CPNS, bekerja menjadi konjak (kernet) bis, jurusan Oekabiti Kupang. Agak berbeda memang pola pikir lelaki yang agak hitam ini. Lulus sarjana, membawa pulang anak dan istri asli Salatiga, tapi masih mau kerja sebagai kernet. Jarang tuh, orang kampungnya mau kayak gitu.
Awal persahabatan ini akhirnya berlanjut, hingga akhirnya saya bantu untuk masuk di Mess SGO di Oeba Kupang. Kebetulan saya sebagai koordinator Mess SGO. Itulah sekilas awal ketemu, kita saling menghormati perbedaan, bahkan kami berdua sering melakukan kegiatan yang membantu orang lain. Sementara yang lain masih belum bergerak kita dahulu. Banyak perubahan yang kami alami. Kekerasan tak selamanya bisa diatasi dengan kekerasan. Pengorbanan untuk menjadi manusia yang berubah perlu tekad kuat dan keikhlasan.
Yang justru dia ingat saya adalah ketika harus berhadapan dengan masyarakat Kupang, Ee... justru saya yang suruh menghadapi. Persahabatan tidak hanya itu saja, ketika saya sudah di Blitar, dan keluarga Samiun berlibur di Salatiga, datang juga ke rumah mertua saya yang berakhir dengan avonturir bersepeda motor Kacangan (Boyolali)-Purwodadi-Demak-Semarang-Salatiga-Boyolali.
Alhamdulillah, Drs. Samiun Hamid kini mendapat bea siswa tugas belajar S2 diUIN Malang. Tak lupa pula dia langsung hadir di Blitar untuk melihat saya. "Allah memang memberikan garis yang berbeda-beda, kawan. Meski jauh tetap ada jalan untuk bertemu. Apa yang kita minta dalam hati, akhirnya bisa juga berlalu begitusaja, kawan", katanya ketika bertemu saya di Blitar. Menanam kebaikan tak perlu dihitung berapa besar, karena Allah akan menghitungnya sendiri dan jangan berharap balasannya, karea Allah pastiakan memberikan balasan.
Lihat saja perut kedua lelaki itu.

Jumat, 06 Maret 2009

Tertawalah Engkau Kawan ....

Haa... haa...
Kenapa kita tidak sekarang kita tertawa, jangan menunggu seperti ini baru mau tertawa....

Unfortunately, some people believe their schedules are more important than their lives. – Patutlah disayangkan jika ada orang yang mengira bahwa daftar tugas yang harus mereka selesaikan itu lebih penting dibandingkan kehidupan mereka sendiri.” David Leonhardt (dikutip dari The Reader's Digest)
Di era modern, dimana persaingan sudah sangat padat, kita dituntut berusaha lebih keras dan cepat. Padahal kita juga harus menghadapi persoalan yang kian pelik di rumah dan pekerjaan, tugas yang semakin menumpuk dan belum terselesaikan, kehilangan, jadwal tertunda, tidak ada solusi dan lain sebagainya. Semua itu menjadikan kita mudah stres, sebab seakan tidak ada lagi nilai-nilai positif yang dapat membahagiakan.
Pekerjaan dan krisis atau kehilangan sering dikaitkan dengan stres. Humor merupakan salah satu cara mengatasi tekanan-tekanan semacam itu. Bahkan humor juga mampu mempertahankan dan meningkatkan segala hal yang positif di dalam diri kita lebih optimal. Kemampuan seseorang dalam menciptakan humor dalam kehidupan mereka sangat berpengaruh terhadap kondisi emosional, kesehatan, dan hubungan sosial. Ketiganya pun merupakan faktor utama penyokong terselesaikannya semua persoalan dan tercapai suatu kesuksesan.
Humor membantu meringankan beban akibat stres dan mengendalikan emosi menjadi lebih baik dari biasanya. Sultanoff menegaskan bahwasanya, “Anecdotal evidence has long supported the proposition that distressing emotions and humor cannot occupy the same psychological space. – Berbagai bukti telah menyebutkan bahwa tekanan emosi dan humor tidak dapat terjadi dalam satu suasana psikologis.”
Humor sangat efektif mengarahkan pemikiran menjadi positif. Humor akan membuat hati kita senang. Bila hati kita senang, otomatis kita akan bersikap lebih baik terhadap orang lain, lebih mudah berpikir dan menemukan alternatif-alternatif baru yang belum pernah terbayangkan. Sehingga humor menjadikan kita siap bekerja kembali dengan lebih giat dan kreatif dalam menciptakan prestasi dalam kehidupan ini.
Sementara itu, humor sering membuat kita tertawa. Pada saat tertawa, sistem imun atau kekebalan tubuh dan sistem pada tulang, pembuluh darah jantung maupun otot bekerja lebih aktif. Ada yang menyebutkan bahwa tertawa merupakan olahraga organ dalam tubuh dan sangat efektif mengembalikan kondisi kesehatan.
Para pakar kesehatan menyatakan bahwa hati yang senang mampu menangkal penyakit, khususnya efek dari stres yang berkepanjangan. Norman Cousins menegaskan, “Jika kita tertawa lepas selama 10-20 menit maka kita akan terbebas dari rasa sakit selama puluhan jam berikutnya.” Tidak mengherankan bila kita merasa kondisi fisik ini lebih baik setelah tertawa. Dengan kondisi fisik yang lebih baik artinya kita akan memiliki energi yang lebih besar dalam berusaha mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
Humor sangat bermanfaat dalam aktifitas kita sebagai mahluk sosial. Sebab dengan kemampuan menciptakan humor maka kita akan mudah berkomunikasi secara intensif dan membangun suatu hubungan sosial. Apalagi di era tehnologi mutahir seperti sekarang ini, kita dapat memanfaatkan tehnologi untuk mengirim maupun menerima humor secara lebih luas. Misalnya kita kirimkan cerita, gambar lucu dan lain sebagainya melalui internet yang menjangkau seluruh dunia. Hampir dapat dipastikan bahwa hubungan sosial yang lebih baik dan luas akan meningkatkan potensi kesuksesan.
Humor memang senantiasa diperlukan, dalam pergaulan, bisnis, produk, dan lain sebagainya. Perhatikan bahwa perhatian kita akan lebih besar terhadap hal-hal yang mengandung unsur humor. Misalnya bila kita mengikuti seminar yang dibawakan dengan penuh humor, maka kita akan mengikuti seminar tersebut dengan sepenuh hati sampai selesai. Padahal mungkin seminar tersebut sudah berlangsung 5 jam. Bahkan ketika pulang dari seminar tersebut kita masih tersenyum, dengan membawa perasaan senang dan semangat yang lebih besar.
Sebenarnya terdapat banyak sekali cara yang menjadi sumber humor dan menyebabkan kita tertawa, misalnya memberi nama lucu kepada benda-benda yang kita punya, lebih banyak memberi daripada menerima, menonton acara-acara, suara-suara dan wajah yang lucu, membaca cerita humor dan lain sebagainya. Tetapi kita harus memperhatikan apakah humor itu sehat ataukah tidak. Humor yang sehat mampu mengurangi stres, memberikan perspektif baru dan perasaan lebih baik. Sedangkan humor yang menyakiti bisa menyinggung perasaan orang lain, meningkatkan ketegangan, dan menjadikan suasana perasaan lebih buruk.
Secara umum target humor mengarah kepada diri sendiri itu lebih menyehatkan. Sebab pada saat kita mentertawakan diri sendiri, maka orang di sekitar kita akan merasa lebih aman karena mereka merasa bukan merupakan target dari humor tersebut dan mereka menjadi terhibur. Misalnya ketika saya menceritakan pengalaman sewaktu mengunjungi Eropa Timur, tepatnya saat berada di Jerman.
Waktu itu saya ingin ke toilet. Ada dua pintu, yang satu bertuliskan dumen, dan yang satunya lagi bertuliskan herren. Saya berspekulasi bahwa dumen adalah toilet pria. Tetapi setelah saya buka, dibalik pintu itu ternyata semuanya wanita. Saya malu sekali waktu itu. Banyak orang tertawa saat saya menceritakan pengalaman lucu tersebut. Setidaknya saya telah menyebabkan orang lain senang dan merasa nyaman serta lebih dekat dengan saya. Saya yakin telah mendapatkan keuntungan dari aktifitas humor tersebut dari segi kesehatan, emosional dan hubungan sosial.
Jadi jangan selalu menganggap segalanya terlalu serius. Sangatlah penting menciptakan humor di tengah tekanan persoalan atau pekerjaan yang harus kita hadapi dan persaingan yang begitu ketat. Manfaat humor bagi kehidupan sosial, kesehatan dan emosional, sebagaimana diuraikan diatas, cukup menjelaskan bahwa humor merupakan mekanisme yang sangat potensial. Bukan sekedar humor bila saya kemudian menganjurkan Anda untuk mengasah dan mencoba menggunakan kemampuan Anda dalam menciptakan humor untuk membangun kesuksesan yang Anda dambakan. Karena kehidupan kita sebenarnya jauh lebih menyenangkan dibandingkan pekerjaan dan persoalan yang harus kita selesaikan.
*Andrew Ho adalah motivator Asia, pengusaha, dan penulis buku best seller Highway to