Rabu, 22 Oktober 2014

Harus Kuat dengan kaki-kaki kudaku ...

4 tahun lalu menjadi lelaki api yang terus menyala hingga kini ...
Lelaki Api, takkan pernah padam hingga dini hari. 3 tahun duduk bersimpuh di ruang yang sehariannya diduduki, SMA Negeri 1 Sutojayan. Bibirnya menderas mantra dzikir tak putus-putus selepas rakaat terakhir shalat malam. Sejenak ia akan berhenti, merebahkan tubuh kukuhnya di atas sajadah sambil menunggu adzan subuh berkumandang. Ritual ini dimulainya ketika anak-anak sedang melaksanakan kegiatan mulia, Pelatihan Pengurus OSIS. Lelaki itu tak mau anak-anak yang menempa landasan kepemimpinan itu terganyang masa. Sejenak tabuhnya diputar untuk menghilangkan rasa penat di pantat. Hanya berharap akan ridho Ilahi, semoga sekolah yang dipimpinnya mampu meraih keunggulan dan menjadikan anak-anak berkarakter dan berakhlak mulia.
Ketika para peronda menabuh kentongan untuk terakhir kalinya dan terdengar suara tarkhim berkumandang, lelaki itu masih tak enggan henyak dari sajadah itu. Suara-suara malam pelan mendendangkan bait terakhir nyanyiannya. Sebentar lagi riuh suara pagi akan mengganti. Allahuakbar allahuakbar .... subuhpun berkundang.
Lelaki Api, takkan padam hingga dini hari. Matanya terbelalak, ketika ketukan pintu yang terkunci itu diketuk. "Pak, njenengan imami lare-lare", suara lelaki dengan muka basah usai mengambil air wudhu. "Bapak, tidak tidur semalam", sapanya lagi. Lelaki itupun segera masuk kamar mandi di ruangan itu, mandi keramas dan megambil wudhu, lalu menuju mushola sekolah. Anak-anak sudah menunggu dan berderet menyanyikan pujian sholawat.
Lelaki Api itu menutup dengan doa selesai sholat yang senantiasa untuk siswa-siswi dalam menuju masa depan yang belum tampak di matanya. Semua siswa mencium tangan lelaki api itu dengan penuh keikhlasan. Bismillah Alhamdulillah walakhaulawalakuwwatailla billah...
Ya Allah berilah kekuatan lelaki api tersebut dengan kesehatan, agar takkan padam hingga kini. Berilah kekuatan dalam menjalankan amanahmu, hingga menjadi teladan bagi teman-temannya dan anak-anak. Hanya Engkau yang tahu apa ada dalam niatan lelaki itu. Bimbinglah hingga ajal menjemputnya.

Budi Elyas, lelaki api ...telah membakar semangat SMA Sutojayan dengan prestasi gemilangnya, kini sudah setahun menapak dan melangkahkan kaki-kaki kuda di SMA Kademangan dan harus kuat menapak ..
Lelaki itu senantiasa menapak di setiap sudut sekolah yang tampak tua dan lesu dalam melangkah. Garis-garis tembok di setiap ruangan melukiskan, betapa terdera selama ini, anak-anak dengan nyanyian rindu akan perubahan. Lelaki ini mencoba menapakkan kaki menuju perubahan yang entah lama atau entah lah...





Selasa, 12 Februari 2013

Akhirnya Kau Pulang Juga, Lee...

Perjuangan berat dan panjang menuju rumahmu, lee... Jalan yang kau pilih memang tepat menuju arah yang kau pilih...
Heru Iskandar, pria sederhana namun saya tahu dia memang luar biasa. Sejak terlihat gejala sakit, dia harus bisa memilih, itu yang terbaik. Itulah sebabnya, pria kelahiran 7 April 1970 ini, memilih berangkat haji lebih dulu meski dalam perawatan. "Yang penting bisa melaksanakan ibadah haji, mati sudah pasti", itu yang dipilih. Jika dioperasi khawatir gak bisa berangkat haji, "kemotherapi aja", katanya.
Setelah kau benar-benar pulang, aku akhirnya berfikir, perjalanan panjang dan berat itu adalah perjalanan ritual menuju rumahmu ya, leee... Saat lebaran kamu ajak aku dan mas Rofik ke Demak, tanah kelahiranmu, kamu kunjungi semua teman-temanmu, kau cium mesra anak ragilmu Irin, meski kau tak sadarkan diri, sebelum kau pulang. Makanya semua temanmu kaget ketika medengar kabarmu, Minggu 10 Februari 2013, pukul 18.45 di RS Pondok Indah Jakarta, kau menunggu aku datang yang akhirnya kau pamit pulang...
Innalillahi wainna ilaihi rojiun. 
Selamat jalan lee....

Selasa, 15 Januari 2013

Tejo is Never Die ...

Tejo. Tejo adalah nama jagoan ketika di SMA. Kenakalan dan tukang gelut dikenal di kalangan teman-teman SMA. Pernah juga diancam dikeluarkan dari SMA Negeri 1 Talun, ketika kelas 3, dan 3 bulan lagi menempuh ujian.  Hehehe... Biasaaa.... dia berkelahi dalam pertandingan sepak bola antar kelas.
Dia adik kesayangan saya, Heru Iskandar, karena wajah adik yang paling mirip hanya dia. Sehingga kadang saya kalau jalan-jalan di Wlingi sering disapa orang yang tidak kenal. Saya berfikir, mungkin temannya Heru, hehehee...
Sejak SD di Babadan I Wlingi, SMP 1 Wlingi hingga SMA 1 Wlingi cukup banyak yang mengenalinya, terutama di Wlingi. Meski hidup kekurangan semasa remaja membuatnya tak canggung bersahabat dengan teman-temannya. Sehingga kenakalan remaja, disenangi banyak cewek, sekolah seadanya menjadi liku-liku semasa itu. Lelaki kelahiran desa Tedunan Demak ini memiliki karisma semasa remaja yang ramah dan suka menolong orang lain, terutama teman-temannya. Namun setelah sekian lama menjalani takdir dan menempuh masa depan, akhirnya dipaksa berangkat ke Kupang untuk studi di FNGT Teknik Sipil di Universitas Nusa Cendana.  Hehehee... ceritanya dipaksa berangkat ke Kupang setelah ikut tes Sipenmaru dan diterima di sana. Oleh kakaknya Hidayatur Rofik dibelikan tiket kapal laut dan diantar ke Pelabuhan Tanjung Perak menuju Kupang. Ceritanya dia gak mau berangkat karena harus meninggalkan kekasihnya. Hehehe... maklum lelaki ini menjadi favorit di kalangan selebriti SMA. Katanya....
Selama di Kupang, bersama saya banyak kehidupan yang dilaluinya. Berat dan keras menempanya. Meski jarang sekali mudik ke Wlingi untuk melepas rindu ke ibu. Di Kupang, akhirnya menemukan pasangan hidupnya setelah lulus dan bekerja di PT. Newmont Sumbawa sekitar tahun 1997 dan sekarang telah diberikan rejeki buah hati 2 anak cewek yang cantik-cantik. Salsa dan Irin. Hidup banyak beramal dan membantu saudara-saudaranya sudah menjadi kehidupannya. Semua menjadi takdirnya dengan sebagian harta yang diperolehnya untuk orang lain yang dirasa memerlukan, karena merasa dirinya pernah hidup dalam kekurangan yang luar biasa.

Mimpi Heru sudah begitu nyata, ingin apa saja hampir terpenuhi. Hidup bahagia bersama keluarga, memiliki rumah, mobil, pesiar kemana-mana, benar-benar bisa terlaksana. Allah telah merubah hidupnya. Itulah sebabnya setiap libur, cuti kerja pulang ke Blitar dan mencari teman-sahabatnya SMA. Ajak mereka bernostalgia, bercerita dan menikmai yang diraih saat ini. Bahkan membantu teman-temannya yang hidup dalam kekurangan. Saya bangga dengan perjuangannya, sikap pedulinya, cinta keluarga dan saudara-saudaranya.

Namun takdir Allah memang tak bisa kita duga....
Lelaki muda, ramah dan bersahabat kini didera derita. Sejak puasa Romadhon kemarin, di ujung semua jari-jarinya tampak membesar (mbendol) dan kadang disertai dengan demam tinggi, meski di ujung jari-jarinya tak terasa sakit jika dipijat.
Meski demikian, Tejo tidak pernah patah semangat. Sehingga selama perawatan sementara, dia melaksanakan keinginannya rindu tanah kelahirannya di desa. Malam lebaran 1433 Hijriyah kemarin, sengaja menikmati takbir dan sholat Idul Fitri di desa Mutihkulon, Tedunan Demak. Disamping itu juga sekaligus mohon doa restu sanak famili di desa untuk berangkat haji tahun itu juga. Alhamdulillah perjalanan bersama keluarga Mataram - Blitar - Solo - Demak berjalan lancar dengan keluarga saya dan kakaknya Hidayatur Rofik. Kami semua menikmati nostalgia, hidup bersama di kali, berjalan di empang sawah yang semua sudah berubah menjadi lahan yang kering. Kami bertiga saling bercerita masa dulunya.
Seminggu setelah lebaran, setelah kembali ke Mataram, Tejo cek up ke 3 dokter di rumah sakit di Surabaya. Tejo terserang kanker paru-paru. Masya Allah....Harus dirawat secepatnya karena harus melaksanakan ibadah haji juga. Diputuskan untuk rawat kemotherapi di RSPI Jakarta. Sementara perawatan agar bisa melaksanakan ibadah haji. Alhamdulillah, bisa melaksanakan haji dan tanpa halangan dan kembali ke Mataram.
Setiap saat selama di Tanah Suci, Tejo dan istrinya mengabarkan kondisi dengan keceriaannya. Seperti menikmati hidup di tanah suci, Makkah. Kami senantiasa berdoa semoga diperoleh mukjizat Allah dari sakit yang didera. Kabar ke saya ketika kembali ke Mataram, Alhamdulillah sehat walafiat, meski batuk-batuk oleh-oleh dari sana.
Seminggu setelah di Mataram, Tejo terserang demam tinggi dan tak turun meski diobati. Diputuskan kembali ke RSPI Jakarta untuk rawat lanjutan. Seminggu di sana sudah mengabarkan, mulai gemuk, mulai baikan.
Ya Allah, Tejo tak pernah menunjukkan kesedihan kepada orang lain, dia selalu memberikan jokes di setiap update status Blackberry-nya. Ketika lengan tangannya yang ditusuk jarum infus masuknya obat kemo yang terlihat merah di nadi, statusnya tertulis, "Ini baru nyata darahku benar-benar merah !". Ketika tiga botol infus dan injeksi bergelantungan di tiang infus, statusnya tertulis, "Ingat lomba panjat pinang di desa !".
Oalah leee leee...Jokes yang kamu tuliskan di statusmu membuat mataku mengalir air mata, meski bibirku tersungging senyum karena semangatmu menepis kesedihan. Kamu memang sudah terbiasa dengan penderitaan selama perjalanan hidupmu, sehingga itu kau anggap biasa.
Tepatnya tanggal 3 Januari 2013, kabar yang membuatku harus menangis tersedu-sedu karena Dokter yang merawatmu memvonis usiamu tinggal 3 bulan. Masya Allah, aku harus berhenti driving, karena pas saat perjalanan takjiyah keluarga istri di Boyolali. Tiga bulan terlalu cepat untuk menunggu, hingga aku harus kuatkan untuk sampai tujuan. Malam tidurpun tak nyenyak hingga sekitar jam 2 paginya, aku terbangun dan melihat statusmu, "TEJO IS NEVER DIE". Masih terselip senyuman di bibirku meski air mata harus deras mengalir, ya Allah, leee ... leee... Terlalu cepat kau nikmati hidupmu, meski deritamu lama kau rasakan.
Ya Allah, hanya mukjizat-Mu yang mampu menyembuhkan sakitnya. Kami semua menyadari saat yang tepat untuk memanggilnya kembali, setelah Kau ijinkan mereka melaksanakan perintah-Mu ke Tanah Suci Mekkah. Berikan dia waktu lebih lama bersama keluarganya dan membesarkan kedua anak-anaknya, meski semua tetap mengikuti takdirmu, ya Allah. Ampuni semua dosa-dosanya jika memang menjadi keputusan-Mu ya Allah. ...
Amien Ya Robbal Alamin.....