Istriku harus cantik dan imut. Tapi juga harus cerdas dan pintar. Siapa tahu aku dipilih jadi kepala desa. Kan kubangkitkan semangat rakyatku dan membangun desaku. Desaku pasti mengharapku pulang. Aku pun rindu membasahi bumi dengan keringatku. Tapi semua tetap kuharap ridlo Allah juga. Aku tetap bangga punya cita-cita hidup di desa.
Kini desaku kering dan gersang mendera Ulah para pencoleng hutan yang jadi nafas bumiku. Dengan penduduk yang kusut dan tampak tua. Halaman yang kupakai bermain pun tlah lusuh berdebu. Tanpa setetes air pun yang menyiramnya. Hanya tetesan air mataku yang mampu kusiramkan. Tapi aku tetap bangga punya cita-cita tinggal di desa. (inspirasi Ebiet GAD)
2 komentar:
tulisan yang bagus sama seperti cita-cita saya. lam kenal pak guru!!
Itu lirik lagunya Ebiet GAD Om, mengingatkan saya ketika pulang kampung di Mutihkulon Wedung Demak yang hingga sekarang tetap gersang. Hehehe....
Posting Komentar